KBR, Jakarta - Manajemen Trigana Air belum berani
memberikan keterangan pers terkait jatuhnya pesawat mereka. Pihak manajemen, Alfred
Purnomo mengatakan Trigana Air masih menunggu informasi pencarian pesawat
tersebut dari Basarnas yang kini tengah berada di lapangan.
"Kita menunggu yang dari sana ya kepastiannya.
Karena di sini kita hanya membuat crisis center yang akan ditangani di Jakarta.
Siapa tahu ada keluarga yang di Jakarta. Kita buka 24 jam," kata Alfred Purnomo dari
manajemen Trigana Air di Jakarta.
Sementara itu hari ini kantor Trigana Air di Kompleks Puri Sentra Niaga di Kalimalang Jakarta Timur didatangi rombongan kerabat korban. Rombongan tersebut berasal dari dua keluarga kru pesawat yang menjadi korban.
Serpihan pesawat dikabarkan telah
ditemukan pada pukul 08.50 WIT di sekitar landasan Bandara Oksibil di Kabupaten
Pegunungan Bintang. Kepala Badan SAR Nasional Soelistyo mengatakan telah mendapat visual penemuan serpihan pesawat di titik
koordinat berjarak 11 kilometer dari Bandara Oksibil.
Pesawat Trigana Air yang berangkat dari Sentani
ke Oksibil sebelumnya hilang kontak di sekitar Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang,
Papua, pada Minggu 16 Agustus 2015. Pesawat itu membawa 49 penumpang dan lima awak pesawat. Pesawat jenis ATR 42 itu hilang kontak sekitar pukul 15.00 WIT. Pesawat tersebut diduga menabrak Gunung
Tongkak di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
Maskapai Trigana Air memiliki tujuh pesawat jenis ATR 42-300. Pesawat tersebut berkapasitas 50 penumpang dengan ketahanan terbang mencapai 9 jam. Pesawat berbaling-baling ini mampu terbang dan mendarat di landasan sepanjang 900 meter.
Editor: Agus Luqman