Bagikan:

Sineas: Blokir Situs Pembajak Film Saja Tak Cukup

Untuk menghadang pembajakan film Indonesia tidak cukup hanya dengan memblokir situs, namun penindakan tegas. Terutama kepada pemilik situs dan penyedia film bajakan dalam bentuk fisik seperti DVD.

BERITA | NASIONAL

Jumat, 21 Agus 2015 01:17 WIB

Author

Aika Renata

Sineas: Blokir Situs Pembajak Film Saja Tak Cukup

Ilustrasi pembajakan adalah kejahatan. (Foto: Stephen Dann/Flickr/Commons Creative)

KBR, Jakarta ­ - Sineas muda Indonesia Joko Anwar pesimistis pemblokiran 22 situs oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), mampu menjadi solusi pembajakan film­film Indonesia.

Menurut Joko Anwar, untuk menghadang pembajakan film Indonesia tidak cukup hanya dengan memblokir situs, namun penindakan tegas. Joko Anwar menyebut aparat harus berani menindak tegas pemilik situs dan penyedia film bajakan dalam bentuk fisik seperti DVD.

Joko Anwar menganggap langkah penindakan tegas jauh lebih efektif. Apalagi, selama ini pembajakan film dalam bentuk fisik tak pernah ditindak tegas dengan mendapat sanksi hukum yang jelas.

"Penetrasi internet masih kecil di Indonesia, yang lebih terasa sebenarnya pembajakan di jalanan yang dalam bentuk DVD. Itu sama sekali tidak tersentuh hukum. Sepertinya penegakan hukum tidak melihat itu, mereka tutup mata. Kita bisa lihat dengan gampang, banyak sekali pembajakan dalam bentuk fisik," kata Joko Anwar.

Sutradara film Janji Joni itu menambahkan, sulit bagi pemerintah untuk mengedukasi masyarakat agar tak mengunduh film lewat internet karena selama ini tersedia dengan mudah.

Sebelumnya, Kemenkominfo blokir akses ke 22 situs yang diduga menayangkan film produksi Indonesia, khususnya film dari anggota Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) lewat unduhan atau streaming ilegal.

Pemblokiran dilakukan setelah mendapat pengaduan dari APROFI pada 15 Agustus. Di samping itu juga untuk melindungi karya produsen film nasional.

Editor: Agus Luqman 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending