KBR, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menilai pemangkasan subsidi dalam Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2016, tidak tepat dan berlebihan. Alasannya kata Ekonom Indef, Sugiyono, pengorbanan masyarakat terhadap rasionalisasi harga keekonomian di bidang energi seperti bbm, gas dan listrik tidak langsung diikuti oleh ketersedian dana yang bisa diserap secara cepat di anggaran. Di sisi lain, masyarakat juga tidak bisa secara langsung melihat pembangungan yang dilakukan pemerintah dari pengurangan subsidi itu.
"Tidak. Berlebihan itu, terlalu terobsesi pada infrastruktur. Padahal infrastruktur pada pertumbuhan daerah itu tidak respon, kecil, inelastis. 0,0 sekian pengaruhnya. Jadi itu hanya membesarkan pengorbanan, jadi harus dibuktikan dananya itu di mana yang dipakai untuk membangun." Tegas Sugiyono.
Editor: Rony Sitanggang