KBR, Jakarta - Perusahaan penggemukan sapi dituding menjadi salah satu penyebab naiknya harga daging sapi pasca lebaran. Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi, Syukur Iwantoro beralasan, perusahaan penggemukan tersebut tak berkomitmen melepaskan stok sapi siap potong yang dimilikinya. Untuk itu, pemerintah kini justru mempertanyakan komitmen perusahaan pengemukan sapi yang meminta izin impor dengan jaminan kestabilan harga.
"Tetapi apa bila harga tidak turun dan mereka tidak berkomitmen sesuai hasil rapat tadi, maka pemerintah akan turun tangan dengan menggunakan instrumen BUMN atau Bulog untuk mendatangkan sapi siap potong. Jumlahnya antara 50-100 ribu ekor untuk menentramkan harga ini," jelas Staf Ahli Bidang Investasi Peternakan Syukur Syukur Iwantoro kepada KBR.
Syukur Iwantoro menambahkan, untuk meredam gejolak harga daging, pemerintah mengupayakan impor daging sapi melalui BUMN atau Bulog. Impor sapi siap potong itu rencanakanya dilakukan pada kuartal keempat tahun ini atau Desember mendatang.
Sebelumnya, pedagang daging se-Jabodetabek melakukan aksi mogok berdagang. Mereka protes, karena harga daging sapi terus meroket dan konsumen terus menurun karena tidak mampu membeli daging sapi. Namun, usai lebaran harga daging sapi terus meroket dan ada upaya menahan stok sapi siap potong untuk mendongkrak harga.
Editor: Rony Sitanggang