KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo menyentil sikap sejumlah media yang kerap tidak menghargai tenggang rasa dan terlampau bebas. Hal ini ia sampaikan saat membaca Pidato Kenegaraan dalam sidang bersaa DPR-DPD. Kata Jokowi, ego masing-masing media yang hanya mengejar rating bisa menghambat program aksi pembangunan, budaya kerja dan tumbuhnya karakter bangsa.
"Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif ketika media juga hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif," kata Jokowi dengan nada tegas.
"Masyarakat mudah terjebak pada ‘histeria publik’ dalam merespon suatu persoalan, khususnya menyangkut isu-isu yang berdimensi sensasional," ujarnya di Gedung Paripurna DPR-MPR, Jumat (14/8/2015).
Jokowi menambahkan, mengeringnya kultur tenggang rasa dan saling menghargai juga terjadi di institusi resmi, penegak hukum, parpol dan ormas. Ia mengingatkan jika hal ini terjadi terus menerus, maka Indonesia akan kehilangan optimisme dan lamban mengatasi berbagai persoalan. Termasuk tantangan ekonomi yang saat ini sedang dihadapi Indonesia.
Meski begitu, dalam pidato kenegaraan Jokowi menyebut bahwa Indonesia telah menjadi salah satu contoh gemilang praktik demokrasi di dunia. Dibandingkan tahun 2013, indeks demokrasi Indoensia naik dari 63,72 % menjadi 73,04 % pada tahun ini. Ia juga mengakui bahwa di Indonesia banyak pemilih muda yang kritis, dan bersemangat mengawal jalannya demokrasi dan pemerintahan.
Editor: Malika