KBR, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) akan ikut memantau tahap wawancara terbuka kepada seluruh kandidat Pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Seleksi akhir dimulai hari ini hingga Rabu depan. Koordinator ICW Bidang Investigasi, Febri Hendri berharap temuan-temuan terkait catatan negatif capim KPK yang disampaikan ICW, digali lebih lanjut saat wawancara kepada para kandidat. Semisal harta kekayaan, penyalahgunaan wewenang dan kandidat yang meloloskan kasus-kasus korupsi ketika menjabat sebagai penegak hukum.
"Pansel harus berpegang pada interitas dalam menyeleksi kandidat bahwa KPK ke depan memang memerlukan hubungan yang baik dengan lembaga hukum, bukan berarti pimpinan KPK harus berasal dari kepolisisan maupun kejaksaan atau lembaga yang lain," kata Febri kepada KBR (24/8/2015).
Sejak bulan lalu, ICW dan sejumlah koalisi masyarakat sipil membuka pos pengaduan dan pelacakan untuk menelusuri rekam jejak calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2015-2019. Untuk sementara, dari 19 calon yang tersisa, sedikitnya delapan kandidat terindikasi bermasalah, baik berupa pelanggaran etika maupun hukum.
Editor: Rony Sitanggang