Bagikan:

Didorong Lebih Selektif, PSHK : Ini Dua Catatan Untuk Pansel KPK

Proses seleksi calon pimpinan KPK akan memasuki tahap terakhir.

BERITA | NASIONAL

Kamis, 13 Agus 2015 11:29 WIB

Author

Eli Kamilah

Didorong Lebih Selektif, PSHK : Ini Dua Catatan Untuk Pansel KPK

KPK. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Bivitri Susanti menyarankan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK agar mengadakan seleksi keempat yaitu wawancara calon pimpinan KPK terbuka untuk publik.

Bivitri menilai keterbukaan tes lanjutan itu untuk memastikan calon yang terpilih semakin kompeten dan anti korupsi. Tak hanya itu, Pansel juga tidak boleh mengabaikan semua masukan dari publik. Dia menyayangkan dari 19 calon yang terpilih, masih ada beberapa nama yang rekam jejaknya perlu ditelusuri lebih jauh.

"Saya kira ada dua hal, bila ada informasi lanjutan karena semakin mengerucut yak, jangan diabaikan sama sekali, paling tidak satu hari sebelum wawancara. Itu bisa diklarifikasi saat wawancara. Wawancara harus dibuka kepada publik, sehingga publik tahu betul kualitas calon. Sehingga kalau saat pemilihan ada yang beda yang dilihat publik, bisa menjadi presure untuk DPR nantinya," kata Bivitri kepada KBR (13/8/2015).

Proses seleksi calon pimpinan KPK akan memasuki tahap terakhir. Pada minggu ketiga Agustus 2015, sebanyak 19 orang calon pimpinan KPK akan menjalani tes tahap keempat. Mereka terdiri dari empat perempuan dan 15 lelaki.

Mereka disaring dari 48 nama yang mengikuti seleksi tahap tiga. Seleksi tahap III mempertimbangkan hasil penelusuran rekam jejak dari Polri, kejaksaan, PPATK, BIN, KPK, dan masyarakat sipil. Kesembilanbelas kandidat mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Ada pengacara publik, hakim, polisi, kejaksaan, anggota TNI, akademisi, hingga pegawai bank.


Editor : Sasmito Madrim

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending