KBR, Jakarta - Politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai menolak pemecatan dirinya karena menyuarakan digelarnya musyawarah nasional Golkar pada 2014. Ia mengatakan hingga saat ini, belum menerima surat pemecatan. Karena itu, Ia menilai secara aturan dirinya masih sah sebagai pengurus Partai Golkar.
“Sampai sekarang, saya pribadi belum pernah ditelpon, dikirimi surat, dipanggil sesuai dengan mekanisme partai. Jadi saya susah sekali menanggapi. Karena ada yang dibilang dipecat, diganti,” jelas Yoris kepada KBR
Sementara, politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris menyarankan partai Golkar mengedepankan dialog dalam menanggapi kisruh partainya. Selain itu, Fahmi Idris menuding pemecatan pengurus pusat partai Golkar memperlihatkan ketidakmampuan Aburizal Bakrie dalam memimpin partai yang sudah berdiri lebih dari 32 tahun tersebut.
"Ya ini menunjukkan ketidakmampuan mengelola krisis, dia tidak mampu mengelola manajemen krisis dalam suatu organisasi sipil politik yang seyogya dilakukan dengan metode dan prinsip demokrasi yaitu dialog, perundingan, memberikan kesempatan dan sebagainya,” kata Fahmi.
“Yang dilakukan persis seperti negara-negara otoriter tanpa melalui prosedur lalu pecat dan berhentikan. Saya lihat tanda ketidakmampuan di dalam mengelola krisis yang ada di organisasi Golkar.”
Sebelumnya, Partai Golkar memberi respons keras terhadap kader internal yang menyuarakan digelarnya musyawarah nasional Golkar pada 2014. Respons keras itu berujung pada pemecatan beberapa pengurus pusat partai tersebut. Diantaranya, Agung Laksono, Indra J Piliang dan Yorrys Raweyai serta sejumlah pengurus Golkar lainnya.
Editor: Antonius Eko