KBR, Jakarta- Pengamat BUMN Said Didu menduga Dirut Pertamina mundur sebab adanya tekanan dari pemerintah terkait kebijakan minyak dan gas.
Said mengatakan salah satu contoh tekanan itu adalah sikap ngotot pemerintah yang tak ingin harga gas elpiji 12 Kg naik. Sementara Pertamina menginginkan adanya kenaikan gas untuk mengurangi angka kerugian perusahaan plat merah tersebut sebesar Rp 5 triliun tiap tahunnya. Said menyebut, Pertamina akan kesulitan untuk mencari pengganti Karen.
"Saya yakin betul bahwa pemerintah akan kesulitan mendapatkan pengganti Karen. Karena dia memiliki kompetensi yang sangat cukup, memiliki integritas yang baik, dan dia juga memiliki keberanian. Sedangkan komposisi di Pertamina ada yang kompetensinya bagus, tapi integritasnya kurang. Dan sebaliknya, ada yang integritasnya bagus, tapi kompetensinya kurang. Jadi saya pikir, akan kesulitan mencari pengganti seperti Karen."
Said Didu menambahkan, Karen sudah paham dengan permasalahan yang ada di tubuh Pertamina.
Menteri BUMN Dahlan Iskan sebelumnya sudah memastikan Karen Agustiawan bakal mundur sebagai Dirut Pertamina per 1 Oktober mendatang. Dahlan menyebut Karena ingin meneruskan karirnya sebagai dosen di Universitas Harvard di Amerika Serikat.
Editor: Dimas Rizky