KBR, Jakarta – Bagaimana internet digunakan dalam masa Pemilu presiden 2014? Dosen Universitas Padjajaran, Shinta Dewi menyatakan bahwa masa Pilpres kemarin membuktikan saat ini internet menjadi media yang diperhitungkan di Indonesia. Survey ini dilakukan Shinta Dewi pada masa Pilpres kemarin.
Survey tersebut juga menyebutkan bahwa ternyata media sosial banyak digunakan untuk kampanye hitam atau black campaign. Hal ini dipaparkannya dalam pertemuan Indonesia Internet Governance Forum (IGF) yang digagas oleh pemerintah, masyarakat sipil dan pegiat internet pada Rabu (20/8/2014) hari ini di Jakarta.
Dari banyaknya partisipasi melalui internet, anggota dewan pers Nezar Patria juga melihat bahwa partisipasi publik di internet makin lama semakin membaik.
“ Di Pilpres kita bisa melihat bahwa tingkat dan partisipasi publik terhadap internet makin baik, literasi semakin meningkat,” ujarv Nezar Patria.
Salah satu blogger, Nukman Luthfie dalam forum tersebut juga memaparkan bahwa selain kampanye hitam, internet juga masih digunakan untuk mengakses content pornografi dan isu SARA. Padahal seharusnya internet digunakan untuk memberikan suara pada publik, memberikan pelayanan pada publik dan membangun kepercayaan masyarakat. Maka Nukman percaya bahwa perlunya pengaturan internet dan etika dalam tata kelola internet.
“ Selama ini banyak orang yang berkomentar di media sosial yang masih asal bicara, akibatnya diterima secara ngawur atau tidak benar, maka penting untuk beretika di internet agar membangun masyarakat yang terbuka dan bertanggungjawab dalam memberikan informasi,” ujar Nukman Luthfie.
Pilpres, Internet di Indonesia Makin Diperhitungkan Masyarakat
KBR, Jakarta

NASIONAL
Rabu, 20 Agus 2014 22:52 WIB


Internet, pilpres, IGF
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai