KBR, Jakarta- Presiden terpilih Joko Widodo dinilai tengah mengirimkan pesan kepada partai pendukungnya lewat penyusunan pengurus kantor transisi. Pengamat politik Mohammad Qodari mengatakan, pesan itu terlihat dari komposisi pengurus yang dipilih Jokowi.
Hanya Akbar Faisal dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang benar-benar mewakili parpol pengusung. Ini menandai jika Jokowi ingin menegaskan komitmen koalisi yang anti bagi-bagi kekuasaan.
Sebaliknya, Jokowi tak memasukkan perwakilan dari Partai Kebangkitan Bangsa yang sebelumnya sudah gencar menawarkan sejumah nama menteri.
"Tidak semua parpol pendukungya dia masuk ke dalam, PKB misalnya tidak ada figur yang mewakili, Hanura tidak ada figur yang mewakili, itu bagian dari test case-nya dia. Jokowi memberikan warning, karena di antara parpol, PKB yang sudah sempat ribut soal jabatan menteri, menyiapkan 10 menteri. Mungkin Jokowi ingin kirim pesan juga, saya udah bilang kita nggak ngomongin jabatan menteri, karena kamu ribut-ribut, di tim transisi nggak saya masukin," kata Mohammad Qodari, Sabtu (9/8).
Qodari menambahkan, Jokowi juga terkesan bermaksud menyampaikan pesan kepada masyarakat. Jokowi ingin menunjukkan komitmen dan keberaniannya ketika berhadapan dengan kepentingan lain.
Selain itu, Jokowi juga dinilai tengah melakukan eksperimen politik dengan memilih figur seperti Rini Soemarno dan Hendropriyono. Kedua nama tersebut dikenal memiliki masalah karena diduga terlibat sejumlah kasus.
Langkah ini dinilai Qodari dilakukan Jokowi untuk mengetahui reaksi masyarakat terkait keputusannya. Nantinya hal ini bisa menjadi bekal Jokowi-JK dalam menyusun kabinet yang merupakan tantangan yang harus dihadapi.
Editor: Pebriansyah Ariefana