KBR, Jakarta- Rencana pemerintahan Joko Widodo yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi diperkirakan bakal meningkatkan kredit macet petani.
Ketua Asosiasi Petani Beras Nuril Arifin mengatakan, jika itu terealisasi, maka petani tidak akan sanggup membayar kredit karena kenaikan BBM akan menaikan berbagai harga kebutuhan. Untuk itu, ia menyarankan Jokowi memberikan subsidi tepat guna pada petani.
"Subsidinya yang salah, maka banyak kredit macet kalau diberikan kredit. Subsidi pupuk misalnya diberikan ke pabrik pupuk, lah bagiamana? Pupuknya kemudian dijual ke asing. Subsidi ke petani atau pabrik? Ini kan subsidi kapitalis namanya. Karena diberikan pada direktur BUMN pabrik pupuk maka bisa kongkalikong, terima sekian, tanda tangan sekian, produksi sekian, tapi di mana buktinya? Pupuk di mana-mana mahal kok. Makanya, kita beraharap sama mas Jokowi, coba blusukan ke petani," kata Ketua Asosiasi Petani Beras Nuril Arifin ketika dihubungi KBR, Minggu.
Presiden terpilih Joko Widodo mengaku tengah mempertimbangkan untuk menaikan harga BBM bersubsidi.
Pemerintah rencananya mengucurkan Rp 360an triliun untuk subsidi energi. Akibatnya, Jokowi mengaku kesulitan mencari anggaran untuk mewujudkan visi-misinya.
Editor: Dimas Rizky