Bagikan:

MUI Jateng soal ISIS: NKRI dan Pancasila sudah Final

Besok MUI dan Dewan Mesjid Jateng deklarasi hadang ISIS.

NASIONAL

Jumat, 08 Agus 2014 12:20 WIB

Author

Agus Luqman

MUI soal ISIS, ISIS di surakarta, anak muda dan ISIS

KBR, Jakarta – Besok Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Jawa Tengah bersama dengan Dewan Mesjid se-Jawa Tengah akan mendeklarasikan soal kesepakatan soal antisipasi ISIS (Islamic State Iraq and Syria). “Kita menolak ini karena kita sudah komitmen dengan NKRI dan Pancasila final bagi kita,” kata Ketua MUI Jawa Tengah Ahmad Darodji. 


Ada sejumlah wilayah di Jawa Tengah yang disebut-sebut perlu diwaspadai sebagai tempat berkembangnya ISIS, salah satunya adalah Surakarta. MUI mencatat daerah-daerah lain yang mesti diwaspadai. Tapi menurut Ahmad Darodji, gagasan soal “Negara Islam” ini sudah melintas di berbagai wilayah di Indonesia. 


Demi menghadang gagasan ISIS, MUI siap memasukkan soal ini ke dalam ceramah-ceramah di mesjid, termasuk melibatkan guru agama di sekolah-sekolah. Sasaran utamanya adalah anak muda. 


Simak petikan wawancaranya di Sarapan Pagi KBR, Jumat (8/8/2014) berikut ini. 


Wilayah mana di Jawa Tengah kalau menurut catatan MUI?


“Jadi kalau catatan itu kita mengikuti intel yang mempunyai kemampuan untuk mendeteksi daerah mana. Kami rapat bersama itu beberapa daerah di Pemalang, Karang Anyar, Sukoharjo, Solo sudah mereka sampaikan. Namun karena ide itu oleh orang-orang tertentu diakui mereka sehingga kita tidak terbatas pada wilayah itu. Karena ISIS di Irak itu idenya banyak juga di Indonesia sehingga menjadi IS saja tidak ISIS. Kalau kita ingat dulu ada DI, NII, dan seterusnya itu ide-ide kekhilafahan di Indonesia dengan itu maka kita harus waspada. Ini tidak hanya terbatas pada daerah-daerah yang sudah dideteksi sebagai daerah-daerah kantung atau potensi tapi semua kita anggap harus diwaspadai.” 


Jadi nanti khawatirnya menjadi IS (Islamic State) saja ya yang itu lintas negara ya?


“Lintas negara kalau IS. Karena mereka menginginkan adanya sistem khilafah, ada seorang khalifah. Jadi oleh karena itu tidak terbatas ISIS saja tapi menjadi IS itu harus kita waspadai.” 


Kita sudah sepakat dengan NKRI dasar negara Pancasila ini perlu disosialisasikan sampai tingkat bawah. Organisasi-organisasi keagamaan ini sudah siap dengan gerakannya untuk sosialisasi ini terutama di Jawa Tengah? 


“Betul. Jadi tadi saya katakan kita se-Jawa Tengah akan kumpul bersama dewan mesjid, dewan mesjid di Jawa Tengah ada 13 ribu mesjid, kemudian ada MUI se-Jawa Tengah besok kumpul untuk itu.” 


(Baca juga: Bendera ISIS Muncul di Surakarta


Caranya seperti apa? Lewat khotbah begitu? 


“Iya tentu kemampuan yang kami miliki adalah lewat khotbah, ceramah-ceramah, dan pengetahuan kami. Para ulama masih efektif di daerah-daerah, kalau mereka katakan ini masyarakat ini. Kecuali ada orang-orang tertentu yang memang sejak semula mereka tidak terlalu mendengar ulama. Tetapi secara umum mereka masih mendengar para ulama sehingga kita bisa batasi ruang gerak mereka.” 


Kalau permintaan atau koordinasi pemerintah Jawa Tengah apa? 


“Dua hari yang lalu sudah dengan gubernur, Kodam, BIN daerah, Polda, dan kita menyatakan kesiapan hal itu. Oleh karena itu bahkan gubernur menunda acara di suatu tempat untuk menghadiri pertemuan kita. Maksudnya untuk apa supaya kita betul-betul satu dalam menghadapi masalah ini.” 


Bagi masyarakat sendiri disarankan apa dalam menghadapi isu ini?


“Tentu kita jelaskan bahwa ada paham seperti ini yang sampai sekarang berkembang dan menunggu pemicu, ISIS termasuk pemicu itu. Kita jelaskan ke masyarakat seperti itu dan tentu saja kita harapkan didalam memahami agama secara komprehensif, tidak sepotong-potong. Ada mereka itu membaca satu ayat yaitu mengajak jihad, berarti perang itu harus kita jelaskan tidak hanya satu ayat itu harus ada konteksnya dengan hadits lain. Sehingga dengan begitu maka pemahamannya komprehensif, tidak radikal.” 


Seruannya akan masuk misalnya khotbah Jumat, pengajian majelis taklim ya?  


“Iya termasuk kita mengharapkan perbaikan di sistem pendidikan kita. Jadi tentu saja kita dalam kurikulumnya, guru-guru yang memahami Islam kita sampaikan seperti itu.” 


(Baca juga: Tangkal Paham ISIS, Ini Anjuran Menag


Jadi guru-guru agama di sekolah mesti dilibatkan ya? 


“Betul mereka harus dipahamkan. Karena yang direkrut mereka untuk menjadi sel-sel mereka mahasiswa-mahasiswa yang punya IP bagus, oleh karena itu satu bisa berpengaruh ke yang lain. Guru juga diharapkan memahami Islam dengan seluk beluknya. 


Anak-anak muda yang disasar ya?


“Iya betul. Beberapa mahasiswa di perguruan tinggi sudah terkena itu dan mereka biasanya bisa menularkan dengan kepandaian mereka.” 


Kalau di kampus-kampus ini apa yang bisa dilakukan para ulama? 


“Kalau ulama tentu saja mengajaknya dengan para rektornya. Insyaallah akan ada pertemuan dengan para pimpinan perguruan tinggi, gubernur juga saya minta supaya perguruan tinggi waspada. Hanya saja jumlah kita terbatas, oleh karena itu mahasiswa yang kita bisa rekrut bisa sama-sama kita membentengi potensi yang ada pada mahasiswa tertentu.” 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending