Bagikan:

Maudy Ayunda: Perlu Belajar Cara Main Media Sosial

Butuh kesiapan mental dan pendidikan yang memadai.

NASIONAL

Rabu, 27 Agus 2014 01:49 WIB

Maudy Ayunda: Perlu Belajar Cara Main Media Sosial

Media sosial, Maudy Ayunda

KBR, Denpasar – Indonesia dikenal sebagai ‘ibukota media sosial’ di dunia dengan begitu aktifnya percakapan di dunia maya. Salah satu penggerak utama percakapan di media sosial adalah anak muda. 


Menurut penyanyi Maudy Ayunda, ini terjadi karena anak muda menyadari betul daya pikat media sosial. “Anak muda tahu apa potensinya dan bagaimana media sosial bisa mengangkat potensi tersebut,” jelas Maudy saat menjadi pembicara dalam Global Media Forum di Nusa Dua, Bali, Selasa (26/8/2014). 


Contoh paling kuat yang disebut Maudy adalah ketika sejumlah artis memasang tagar #AkhirnyaMilihJokowi beberapa hari sebelum Pemilu Presiden digelar pada 9 Juli lalu. Maudy ikut memasang tagar ini di akun Twitternya karena ia mengaku merasa khawatir. 


“Awalnya percaya diri banget. Aku suka figurnya Joko Widodo, lalu hasil polling di awal juga sangat kuat. Tapi kemudian terkejar oleh kandidat saingannya,” jelas Maudy. Melihat ada banyaknya swing voters, Maudy lantas memutuskan untuk memberitahu apa pilihan politiknya. Tapi ia menegaskan kalau ia tak bermaksud mempengaruhi pilihan politik orang lain. 


“Aku tahu masih banyak orang yang bingung dan nggak tahu mau pilih apa. Aku ingin membantu, ingin sharing pilihan aku apa,” papar Maudy sembari menambahkan kalau setiap orang bisa melakukan riset sendiri sebelum menentukan pilihan. 


Maudy mencermati juga betapa guliran #AkhirnyaMilihJokowi yang diikuti dengan Konser Salam Dua Jari memberikan pengaruh signifikan pada perolehan suara Joko Widodo, yang sekarang resmi jadi Presiden terpilih. Dari situ ia yakin betul kalau media sosial berpotensi untuk menciptakan perubahan sosial, juga politik. 


Tapi Maudy mewanti, ada sisi buruk media sosial juga yang harus diwaspadai. Yang utama adalah karena tidak setiap hari bisa ada kampanye bernada sosial yang digulirkan di media sosial. Selain itu, media sosial membuat orang menjadi self-centered alias terlalu fokus pada diri sendiri. “Akhirnya orang jadi aktor yang pasif karena informasi begitu mudah didapat, tidak perlu dicari.”


Menurut Maudy, setiap orang perlu punya kesadaran mental yang cukup sebelum memasuki media sosial. Dan itu bisa diperoleh lewat pendidikan. “Soal penggunaan media bisa jadi materi pelajaran, misalnya,” jelas Maudy. “Misalnya seperti olahraga. Di kelas olahraga kan diberitahu soal cara peregangan yang betul karena olahraga juga punya sisi yang berbahaya. Supaya lebih jelas saja.”


Maudy mengaku tidak mengalami ketergantungan pada sosial media. “Masa kecil aku beruntung karena aku masih baca buku, les piano dan dipenuhi hal-hal lainnya. Menyadari kalau untuk meraih kebahagiaan itu harus melakukan sesuatu yang menantang.”


 Selain itu Maudy memandang perlu adanya pembatasan umur bagi seseorang untuk terjun ke dunia media sosial. “Mungkin 15 atau 13 tahun dan itu harus betul-betul diterapkan,” katanya. “Jaga-jaga itu kan perlu.”


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending