KBR, Jakarta - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mencatat terjadinya kenaikan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi hingga 20 persen. Ini merupakan dampak pembatasan kuota BBM bersubsidi yang diberlakukan sejak awal Agustus lalu. Wakil Sekretaris Hiswana Migas DPD III Syarief Hidayat mengatakan, peningkatan penjualan terjadi pada BBM jenis pertamax dan pertamax dex. Meski demikian, peningkatan tersebut tetap dinilai tidak mampu mengimbangi penurunan penjualan BBM bersubsidi.
"Penjualan premium belum tentu sebanding dengan peningkatan pertamax, pasti hanya sedikit, penurunannya banyak. Karena masih ada konsumen yang tetap akan mencari BBM subsidi, dengan mereka beralih mencari SPBU yang masih menjual," kata Syarief Hidayat, (23/8).
Wakil Sekretaris Hiswana Migas Syarief Hidayat menambahkan, saat ini sudah terjadi kekurangan stok BBM bersubsidi di sejumlah daerah, terutama Cirebon. Kondisi ini mengakibatkan antrean konsumen panjang akibat keterlambatan pasokan.
Sementara pada SPBU di rest area jalan tol, sejumlah pengusaha terpaksa melakukan pemangkasan karyawan. Langkah ini dilakukan karena pendapatan mereka berkurang hingga 50 persen akibat larangan menjual premium.
Editor: Sutami