KBR68H, Jakarta - Perusahaan asuransi mengaku kesulitan untuk menjalankan program asuransi sektor pertanian. Direktur Operasi Ritel PT Jasindo, Sahata L Tobing mengatakan sektor pertanian rawan sekali terhadap dampak negatif iklim. Ditambah lagi perbandingan klaim dan premi yang cukup jauh.
Sahata mencatat premi yang harus dibayarkan sekira 110-an juta, sementara klaim yang harus dibayarkan lebih dari Rp 960 juta. Hingga kini belum ada solusi siapa menanggung perbedaan nilai tersebut.
“Masukan dari kami sifatnya asuransi sebaiknya cumpolsory. Mungkin bisa di mulai dari Jawa Barat, kemudian Jawa Tengah, kemungkinan konsepnya satu tahun di Jawa,” kata Sahata L Tobing.
Sahata L Tobing menambahkan, jika mau diberlakukan sebaiknya dilakukan secara menyeluruh di satu wilayah tertentu. Ini untuk menghindari hanya petani di daerah sering terjadi puso saja yang akan ikut asuransi.
Editor: Antonius Eko