KBR68H, Jakarta - Penghapusan sementara bea masuk impor tidak dapat menekan harga kedelai di dalam negeri secara signifikan.
Ketua Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Sutaryo menilai penghapusan itu hanya menurunkan harga kedelai sekitar Rp 400 per kilogram. Padahal, harga kedelai di tingkat importir saat ini sudah tembus Rp 8450 per kilogram.
"Dihapuspun tidak terlalu signifikan. Angkanya hanya Rp 400. (Sementara ongkos bengkak itu Rp 3000?) Iya. (Terakhir beli kedelai impor berapa?) Rp 8450 di tingkat importir. Di pengrajin sudah Rp 8900. (Pemerintah menetapkan HPP Rp 7000 tidak ada pengaruhnya?) Iya, tidak ada pengaruhnya sama sekali,” kata Sutaryo.
Melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar berdampak kepada melonjaknya harga bahan baku tahu tempe yakni kedelai yang nota bene masih impor.
Sejumlah produsen tempe dan tahu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat misalnya, melakukan mogok produksi. Mereka menuntut pemerintah segera mengendalikan harga kedelai di pasaran yang terus melonjak karena efek melemahnya rupiah. Gakoptindo mencatat harga kedelai tertinggi berada di wilayah Jawa Tengah yang menembus Rp 9000 lebih per kilogram.
Editor: Antonius Eko