Pengamat: Cukai Rokok dan Alkohol Bisa Dongkrak Penerimaan Negara

KBR68H, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil untuk APBN Kesejahteraan menilai pemerintah bisa menerima pendapatan Rp 448 Triliun dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Peneliti dari Perkumpulan Prakarsa Ahmad Maftuchan mengatakan, Pajak Pertambahan Nilai seperti cukai rokok dan alkohol juga berpotensi mendongkrak penerimaan negara. Peningkatan penerimaan dari pungutan tersebut bisa digunakan untuk melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang akan berlangsung awal Januari tahun depan.

"Di 2014 nanti per Januari akan diberlakukan Jaminan Kesehatan Nasional (Universal Coverage). Angka yang akan ditanggung pemerintah juga masih simpang siur sampai sekarang. Dan persisnya hanya 80 - 90 juta warga miskin yang akan dicover. Sementara kalau kita gabung pekerja informal yang miskin plus masyarakat yang miskin ada sekitar 110 juta. Ada kekurangan yang cukup besar yang sebenarnya kalau kita maksimalkan penerimaan pajak dan non pajak kita akan mampu memberikan pelayanan atau pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dengan sangat bagus," terang Maftuchan di Jakarta.

Maftuchan menambahkan, sejumlah penelitian menyebutkan Indonesia mampu meningkatkan penerimaan rasio pajak 21 persen terhadap Produk Domestik Brotu (PDB). Pada 2011 Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan menyebut Rp 500 Triliun potensi pajak Indonesia bisa dioptimalkan.

Sementara trend tax ratio Indonesia dalam lima tahun terakhir tidak pernah mencapai 14 persen. Untuk menutup defisit, pemerintah kerap meminjam uang dari negara tetangga atau lembaga multilateral seperti Bank Dunia, IMF dan Bank Pembangunan Asia. Padahal potensi penerimaan pajak bisa terus ditingkatkan.

Editor: Suryawijayanti