Bagikan:

Muhammadiyah : Keuntungan Migas Banyak Untuk Kepentingan Pribadi

KBR68H, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menduga banyak orang yang mengambil keuntungan dari penguasaan Minyak dan Gas di Indonesia untuk kepentingan pribadi.

NASIONAL

Rabu, 14 Agus 2013 22:45 WIB

Author

Ade Irmansyah

Muhammadiyah : Keuntungan Migas Banyak Untuk Kepentingan Pribadi

Muhammadiyah, Keuntungan MigasKepentingan Pribadi

KBR68H, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menduga banyak orang yang mengambil keuntungan dari penguasaan Minyak dan Gas di Indonesia untuk kepentingan pribadi. Ini menyusul tertangkapnya Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini saat menerima suap dari bisnis pengelolaan minyak. Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas mengatakan, KPK harus mengusut tuntas semua pihak yang diduga terlibat mengambil keuntungan. Apalagi selama ini sektor migas merupakan sumber pemasukan negara nomer dua setelah pajak.

"Migas ini kan pemasukan nomer dua negara setelah pajak dan itu uangnya sangat banyak dan kita Muhammadiyah dulu anjukan usulan itu bukan karna anti asing tetapi kita ingin jangan sampai kita bangsa Indonesia dirugikan. Kita yang punya ladang dan kita yang punya minyak, tapi kita dirugikan karena ada karuptor-koruptor yang membuat kebijakan yang menikmati sendiri tetapi tidak memikirkan kerugian bagi negara", ujarnya kepada KBR68H saat dihubungi.

Sebelumnya, Muhammadiyah merupakan salah satu ormas yang menuntut pembubaran BP Migas. Muhammadiyah berpendapat UU Migas berpotensi melahirkan penyalahgunaan wewenang. Akhirnya permintaan Muhammadiyah dan sejumlah ormas lainnya itu dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK). Namun setelah berganti dikelola SKK migas, pengawasan pengelolaan tetap lemah. Ini semakin terbukti dengan terbongkarnya aksi suap terhadap kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. (Baca: Wakil Rudi Rubiandini Jadi Plt Kepala SSK Migas)

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending