Bagikan:

Lapas Kelebihan Kapasitas, Ditjen Pemasyarakatan Belum Punya Solusi

KBR68H, Jakarta - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM mengaku belum memiliki solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah lapas dengan kapasitas berlebih.

NASIONAL

Senin, 19 Agus 2013 21:44 WIB

Lapas Kelebihan Kapasitas, Ditjen Pemasyarakatan Belum Punya Solusi

lapas, kemenkumham, kelebihan kapasitas, portalkbr.com

KBR68H, Jakarta - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM mengaku belum memiliki solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah lapas dengan kapasitas berlebih. Pelaksana Harian Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Bambang Krisbanu mengatakan, intitusinya hanya bisa meningkatkan pengamanan untuk mengantisipasi potensi kerusuhan akibat jumlah napi yang melebihi batas di sejumlah lapas. (Baca: Kemenhukham Harus Punya Visi dalam Mengelola Lapas)

"Secara umum yang jelas, kordinasi ditingkat pejabat setingkat menteri sudah dilakukan untuk mem-backup pengamanan. Khususnya dengan TNI Polri untuk mem-backup pengamanan seluruh lapas dan rutan di Indonesia. Jadi memang kalau untuk Labuhan ruku memang luar biasa. Jadi isinya 800, daya tampungnya cuma 300, pegawai yang menjaga cuma 5 orang. Bisa dibayangkan," jelasnya saat dihubungi KBR68H, Senin (19/8)

Pelaksana Harian Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Bambang Krisbanu menambahkan, tingkat kriminalitas yang tinggi juga menjadi faktor melonjaknya penghuni lapas. Hal ini tidak sebanding dengan pembangunan lapas baru yang terus berjalan tiap tahun.

Sekjen Kemenkum HAM Bambang Rantam Sariwanto sebelumnya mengatakan, pihaknya menganggarkan Rp.226 miliar untuk pembangunan lapas tahun ini. Ditargetkan pada akhir tahun akan ada tambahan kapasitas untuk sekitar 13 ribuan narapidana. (Baca: Penjara Perempuan Mataram Kelebihan Penghuni)

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending