Bagikan:

Bencana Alam adalah Azab Tuhan atas Kedurhakaan Manusia

KBR68H, Jakarta

NASIONAL

Kamis, 01 Agus 2013 13:00 WIB

Author

Doddy Rosadi

Bencana Alam adalah Azab Tuhan atas Kedurhakaan Manusia

bencana alam, azab tuhan, manusia durhaka

KBR68H, Jakarta – Bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia bukan hanya karena letak geografis yang berada di daerah rawan bencana. Menurut Pengurus Pusat Muhammadiyah, Hajriyanto Y. Thohari, bencana terjadi karena ulah manusia yang serakah sehingga mempengaruhi lingkungan. Dalam Al Quran, kata Hajriyanto, bencana yang terjadi adalah sebuah azab yang diturunkan oleh Tuhan atas kedurhakaan manusia yang tidak bisa diperbaiki lagi.

“Telah nyata kerusakan di muka bumi yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia. Jadi karena tangan-tangan manusia yang telah mengekploitasi alam secara tidak cermat, ceroboh dan serakah.  Mungkin bedasarkan pandangan Antroposentrisme bahwa manusia ini pusat dari alam semesta yang berhak untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi alam ini, tanpa sadar hingga akhirnya lingkungan mengalami kerusakan yang sangat parah, ekosistem rusak, maka terjadilah berbagaimacam bencana”, kata Hajriyanto dalam program Agama dan Masyarakat, Rabu (31/7)

Meskipun demikian, kata Hajriyanto, Tuhan menyelipkan maksud lain dari turunnya bencana. Bagi orang beriman, bencana kerap dijadikan sarana mengumpulkan kebaikan dengan memberikan bantuan bagi sesama. Kata dia juga bencana kerap menjadi sarana menjalin kerukunan antar umat beragama. Sebab, bencana biasanya datang tidak melihat latar belakang dari si korban. Begitu pula bagi si dermawan yang menyalurkan bantuan.

“Ketika sudah terjadi bencana, biasanya itu slogannya itu dari Agama untuk masyarakat. Orang kalau sudah membantu disitu sudah tidak liat lagi agamanya apa, sukunya apa, etnisnya apa. Misalnya ketika terjadi bencana Tsunami yang dahsyat di Aceh. Di situ Muhammadiyah bekerja sama denga lembaga bantuan dari agama lain yang bahkan dari seluruh penjuru dunia”, ujarnya.

Oleh karena itu,  berharap semoga bencana dijadikan sarana untuk introspeksi diri bagi masyarakat Indonesia lalu memperbaiki perilaku.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending