Bagikan:

APDI: Daging Sapi Mahal, Jangan Salahkan Pedagang !

KBR68H, Jakarta - Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) terpaksa menaikan harga di atas standar yang sudah diputuskan pemerintah.

NASIONAL

Senin, 05 Agus 2013 22:31 WIB

APDI: Daging Sapi Mahal, Jangan Salahkan Pedagang !

daging sapi mahal, pedagang, portalkbr.com


KBR68H, Jakarta - Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) terpaksa menaikan harga di atas standar yang sudah diputuskan pemerintah. Alasannya,  biaya operasional yang mahal yaitu sekitar 95 ribu per kilogram saat mengambil daging di Rumah Potong Hewan (RPH). (Baca:Penambahan Kuota Impor Daging Sapi Tidak Menjamin Harga  Turun)

Ketua APDI Asnawi menampik anggapan kalau lagkah pedagang ini untuk mencari keuntungan lebih tinggi seperti yang ditudingkan pemerintah. Bahkan kata dia, faktor lain penyebab mahalnya daging sapi ini adalah pembagian jatah sapi impor yang tidak merata.

"Kita harus punya modal untuk daging ya dengan segala tetek bengeknya dan lain-lain itu sudah di posisi 93-95 ribu. Itu belum kita jualnya. Kalau kita jual 100 ribu kita cuma untung 5 ribu mas. Siapa yang bilang pedagang ambil untung gede. Justru saya bertanya kemana itu sapi 1500, kemana sapi yang 10 ribu, siapa yang bermain disana," jelasnya saat dihubungi KBR68H, Senin (5/8)

Ketua APDI Asnawi meminta pemerintah untuk tidak menyalahkan para pedagang atas mahalnya daging sapi di pasaran. Kata dia, Pemerintah seharusnya memeriksa kembali sistem pembagian jatah daging sapi ke berbagai wilayah untuk mencegah ada pihak lain yang bermain.

Sebelumnya Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Sri Sgustina mengatakan mahalnya daging sapi juga disebabkan oleh pedagang yang mengambil untung tinggi. Kata dia, harga modal daging sapi dari RPH sebesar 82 ribu perkilogram sehingga masih bisa dijual dibawah harga 100 ribu. (Baca: Harga Daging Sapi di Bandung Tertinggi se-Jawa Barat)

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending