KBR68H, Jakarta - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menilai minimnya informasi memicu kepulangan TKI tak berdokumen menggunakan jalur ilegal. Penggiat SBMI di Malaysia, Ninik Andriani mengatakan, TKI tak berdokumen biasanya bekerja di perkebunan yang jauh dari akses informasi. Akibatnya, mereka rentan menjadi korban calo pemulangan TKI secara ilegal. Padahal, pemulangan tersebut biasanya menggunakan kapal yang tak aman.
"Kurang sosialisasi dari kedutaan, paspor hilang mereka tidak mau lapor karena tidak tahu jalannya. Apalagi kan ada SPLP, bagi mereka yang tidak punya paspor, bisa pulang dengan surat itu, tentunya dengan membayar denda, tapi tidak besar, sekitar 200 ringgit. Adalagi satu yang namanya tekong, mereka yang mencari jalur ilegal. Termasuk kapal itu kita sebut jalan tikus, karena ia jalan lewat tepi-tepi, antara Johor dan Batam kan seperti itu," ungkap penggiat Serikat Buruh Migran Indonesia Ninink Andriani ketika dihubungi KBR68H.
Serikat Buruh Migran Indonesia Ninink Andriani menambahkan, mereka bisa membayar lebih dua kali lipat harga normal jika menggunakan jalur ilegal. Padahal, hanya dibutuhkan satu hari untuk mengurus surat pengganti paspor di kedutaan atau konsulat Indonesia. Kemarin malam, sebuah kapal yang mengangkut 44 TKI ilegal tenggelam di perairan Malaysia. Dari jumlah itu, delapan berhasil selamat dan sisanya masih dalam pencarian.
Editor: Fuad Bakhtiar