KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.094 kejadian bencana terjadi di Indonesia hingga 26 Juli 2024. Bencana hidrometeorologi mendominasi dengan persentase 98,81 persen, sementara geologi 1,19 persen.
Kepala BNPB, Suharyanto mengatakan perlu sinergitas antarunsur pemerintah maupun masyarakat guna menanggulangi bencana tersebut.
“BNPB selalu menyampaikan ada pentahelix (kolaborasi berbagai pihak). Jadi, kekuatan penanggulangan bencana itu ada pentahelix, ada lima unsur paling tidak, terdiri dari pemerintah, dunia usaha, media, kemudian relawan dan yang terakhir masyarakat termasuk di dalamnya pramuka,” ucapnya dalam acara “Sinergi Bersama BNPB, Pemprov Jatim dan Gerakan Pramuka dalam Program Kemanusiaan dan Kebencanaan”, dipantau KBR via YouTube BNPB, Selasa, 30 Juli 2024.
Dari data yang ditampilkan, jenis bencana yang paling banyak terjadi yaitu banjir (700 kejadian), cuaca ekstrem (181 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (94 kejadian), tanah longsor (85 kejadian). Sementara gempa bumi ada 10 kejadian, dan erupsi gunung api 3 kejadian.
Dampak bencana dari 1 Januari-26 Juli 2024, yakni 316 meninggal, hilang (46 orang), luka-luka (667 orang), dan menderita serta mengungsi (4.318.613 orang).
Baca juga: