Bagikan:

IDAI: Cakupan Imunisasi Polio Turun Karena Isu Efek Samping di Media Sosial

Kegalauan masyarakat terhadap vaksinasi ini harus dibayar mahal dengan cakupan menurun hampir 60 persen.

NASIONAL

Rabu, 24 Jul 2024 10:49 WIB

Author

Hoirunnisa

joko widodo

Petugas meneteskan vaksin polio tahap 1 kepada seorang bayi di Posyandu Melati, Kel. Durian Payung, Bandar Lampung, Selasa (23/7/2024). ANTARA FOTO/Ardiansyah

KBR, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran ke-2 di RI menunjukan belum suksesnya pemberian imunisasi di Indonesia.

Piprim mengatakan capaian cakupan imunisasi baik untuk polio ataupun lainnya tidak hanya tugas pemerintah, tapi juga masyarakat perlu meningkatkan kesadaran terkait bahaya polio.

"Sebetulnya PIN ini adalah cerminan bahwa imunisasi kita belum sukses. Kalau sukses kan sebenarnya 2014 kita sudah dinyatakan bebas polio ya. Tapi dengan adanya berbagai kasus yang muncul kembali, maka dilakukan PIN ini. Kami dari IDAI berharap pekan imunisasi serentak di seluruh Indonesia ini nanti diikuti oleh imunisasi rutin yang juga dilengkapi," ujar Piprim kepada wartawan di Kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).

Piprim menyebut, penurunan cakupan imunisasi disebabkan isu mengenai efek samping buruk dari imunisasi polio di media sosial.

"Kegalauan masyarakat terhadap vaksinasi ini harus dibayar mahal dengan cakupan menurun hampir 60 persen, KLB-nya pada bermunculan," kata Piprim.

Piprim mengatakan jika cakupan imunisasi tinggi, angka kasus terhadap penyakit seperti polio dapat dicegah dengan vaksin.

Maka dari itu, Piprim berharap semua orang tua sadar imunisasi bisa melindungi anak dan mencegah dari penyakit.

"Ayo galakkan supaya imunisasi ini cakupannya tinggi kembali. Dan dengan demikian upaya pencegahan ini akan murah dari sisi biaya dan juga yang tidak bisa dinilai adalah kalau anak sudah keburu terkena penyakitnya. Kalau dia kena lumpuh, itu sudah enggak ada harganya," kata Piprim.

Baca juga:

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat sepanjang 2022 hingga 2024 ada 12 kasus polio dan 32 anak sehat positif polio yang tersebar di delapan provinsi.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending