KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2024, neraca perdagangan barang Indonesia kembali mengalami surplus sebesar 2,39 miliar dolar AS atau sekitar 38 triliun rupiah. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan surplus ini lebih rendah dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan pada bulan lalu dan bulan yang sama tahun 2023.
"Kami catat bahwa hingga Juni 2024 ini, neraca perdagangan barang Indonesia telah mencatatkan surplus beruntun selama 50 bulan secara berturut-turut," kata Amalia saat konferensi pers (15/07/24).
Surplus neraca dagang terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dari pada impor. Amalia memaparkan pada Juni 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai 20,84 miliar dolar AS, mengalami penurunan 6,65% secara bulanan dan kenaikan 1,17% secara tahunan. Penyumbang utama penurunan ekspor secara bulanan adalah ekspor Pertambangan dan Lainnya, sementara penyumbang utama kenaikan ekspor secara tahunan adalah ekspor Industri Pengolahan.
Baca juga:
BPS mencatat nilai impor mencapai 18,45 miliar dolar AS, mengalami penurunan 4,89% secara bulanan dan kenaikan 7,58% secara tahunan. Penyumbang utama penurunan nilai impor secara bulanan adalah impor Barang Modal dan Bahan Baku Penolong, sementara kenaikan impor secara tahunan utamanya disumbang oleh impor Bahan Baku Penolong.