KBR, Jakarta- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berkoordinasi dengan lima kedutaan besar negara-negara yang diindikasikan menjadi lokasi sumber aliran dana Jamaah Ansarut Daulah (JAD).
Juru bicara Mabes Polri, Dedi Prasetyo mengatakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 akan memanggil petugas penghubung atau liaison officer (LO) dalam bidang keamanan masing-masing kedutaan besar untuk memberi informasi terkait terorisme di beberapa negara
"Dari Densus 88 telah menyampaikan ke perwakilan Kedubes yang ada di Indonesia, untuk mengkomunikasikan sekaligus tukar menukar informasi terkait jaringan terorisme di Indonesia dan di beberapa negara," ujarnya di Mabes Polri, Rabu (24/7/2019)
Juru bicara Mabes Polri, Dedi Prasetyo menyebut, pengendali, atau mastermind aksi JAD yaitu Saefulah, yang saat ini berada di Khorasan, Afghanistan, diduga menerima aliran dana dari beberapa negara seperti Trinidad Tobago, Maldives, Venezuela, Jerman dan Malaysia.
Polisi juga menemukan dua belas aliran dana kepada kelompok JAD, dikirim pada periode Maret 2016 hingga September 2017 lalu, dengan total Rp413 juta.
Dana tersebut akan digunakan untuk operasional organisasi JAD di Indonesia. Mereka menggunakan Western Union untuk mengirim dana ke Indonesia.
Sebelumnya Densus 88 mengungkap aliran dana JAD berdasarkan keterangan dari tersangka teroris Novendri alias Abu Zahran di Padang, Sumatera Barat, yang berencana melakukan serangan pada 17 Agustus di Padang.
Novendri diduga menjadi perantara penyebaran uang di Indonesia, dan memiliki hubungan antara jaringan JAD Indonesia dengan JAD luar negeri.
Editor: Kurniati Syahdan