KBR, Depok - Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi mengusulkan agar Ibu kota dipindah ke Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Kalimantan Selatan direkomendasikan karena resiko dari bencana banjir dan kebakarannya merupakan yang sangat rendah," jelas Dody usai menghadiri Seminar Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara di Universitas Gunadarma, Depok, seperti dikutip Antara, Kamis (11/7/2019).
Dody menilai Kalimantan Selatan tergolong aman dari banjir ataupun kebakaran hutan. Namun, kajian kebencanaan ini masih harus dilengkapi dengan analisa risiko gempa, tsunami, tanah longsor dan bencana lainnya.
“Nanti analisa resiko bencana akan dikawinkan juga dengan tata ruang hingga perannya maksimal,” jelasnya.
Dalam membuat analisa kebencanaan, BNPB menggunakan sistem InaRISK. "Kami memiliki sistem InaRISk untuk mengetahui resiko bencana suatu daerah, khususnya di Kalimantan yang akan menjadi pengganti Ibu Kota Jakarta," katanya.
Dody menyebut saat ini InaRISK sudah memiliki peta bencana hingga ke tingkat kabupaten. Namun sistemnya masih akan terus dikembangkan hingga bisa membuat analisa risiko bencana di tingkat desa.
Bencana di Kalsel
Menurut Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang juga dirilis BNPB, sepanjang 2019 sudah ada 65 kasus bencana di Kalsel. Bencana terbanyak adalah:
- Puting beliung: 32 kasus
- Banjir: 15 kasus
- Kebakaran hutan dan lahan: 12 kasus
Dalam satu dekade terakhir Kalsel juga rutin mengalami berbagai jenis bencana hingga puluhan kasus per tahun. Bencana yang paling dominan adalah banjir, puting beliung dan kebakaran hutan.
Jika mengacu pada DIBI, frekuensi kejadian bencana di Kalsel juga nampak tak jauh berbeda dengan provinsi tetangganya seperti Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Editor: Agus Luqman