KBR, Jakarta- Pemerintah menentukan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Rabu 6 Juli 2016. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, ini adalah hasil dari pemantauan Tim Hisab-Rukyat Kementerian Agama.
Kata dia, tim yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia itu tidak ada satupun yang melihat hilal.
"Karena tidak ada satupun yang melihat hilal dan karena memang posisinya masih di bawah ufuk. Maka sebagaimana lazimnya, sebagaimana ketentuannya. Maka bulan Ramadan yang kita jalani sekarang ini diistiqmalkan, disempurnakan, digenapkan menjadi 30 hari. Dengan demikian besok hari Selasa kita masih berpuasa karena Ramadan ini menjadi 30 hari. Sehingga 1 Syawal itu jatuh pada lusa hari Rabu tanggal 6 Juli tahun 2016," kata Lukman Hakim Saifuddin di Gedung Kemenag Jakarta, Senin (04/07/2016).
Hasil perhitungan hisab atau dengan metode astronomi, Kemenag menentukan lebaran jatuh pada lusa (04/07). Hal ini dikonfirmasi dengan metode rukyat atau dengan melihat hilal secara langsung. Tim Hisab-Rukyat Kemenag tersebar di 90 titik di seluruh Indonesia. Di semua titik itu, kata Lukman, tidak ada satupun yang melihat hilal.
Menteri Agama mengatakan, penentuan ini disetujui oleh berbagai organisasi masyarakat Islam, duta besar negara Islam, dan perwakilan Komisi VIII DPR.
"Inilah yang disepakati bersama oleh seluruh peserta sidang isbat," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Machasin mengatakan ini juga disepakati oleh salah satu perwakilan dari Muhammadiyah
"Datang, datang itu Dr. Ma'rifat Amal, sepakat Muhammadiyah sepakat," ujarnya.
Saat era Menteri Agama Suryadharma Ali, Muhammdiyah memilih tak terlibat dalam penentuan Hari Raya Idul Fitri. Ini lantaran salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia itu merasa dipojokkan.
Editor: Rony Sitanggang