KBR, Jakarta- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegur tiga perusahaan yang di wilayah perkebunannya ada titik api. Menteri KLHK, Siti Nurbaya mengatakan, ketiga perusahaan tersebut ada di wilayah Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan perbatasan Jambi-Sumatera Selatan.
Namun Siti enggan menjelaskan lebih lanjut soal identitas perusahaan tersebut.
"Yang masih bandel itu perusahaan yang ada di Jambi, dua hari ini terbakar di Jambi. Kami lagi kejar, sudah diperingatkan dan tulis surat. Kalau yang dua sudah mulai nurut," ujarnya kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta.
Kata Menteri Siti Nurbaya, KLHK bakal menindak tegas apabila perusahaan tidak menghiraukan teguran terkait permasalahan tersebut. Untuk mengantisipasi agar hal tidak terulang lagi, dia menugaskan Dirjen Produksi dan Dirjen Penegakan Hukum Kementerian LHK untuk menegur dan mengawasi langsung tiga perusahaan tersebut serta pengawasan di wilayah lain yang dianggap berpotensi mengalami kebakaran lahan.
"Kalau satu dua hari ini masih belum beres saya minta langsung saja penegak hukum turun tangan. Kalau dibiarkan bisa gawat," ujarnya.
Siti menambahkan, KLHK tetap bersiaga selama liburan lebaran berlangsung untuk mengatasi titik api di berbagai tempat, terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Pasalnya kata dia, ketimbang meilhat data yang belum begitu akurat, kontrol dan operasi di lapangan bisa lebih efektif.
"Jumlah hotspot memang cukup mengkhawatirkan yakni di atas 200. Itu dari beberapa sumber pemantauan titik panas seperti Terra NASA, Terra Lapan, NOAH 18-19, tapi itu datanya hanya bisa dilihat di Singapura, dan itu masih naik turun. Oleh karenanya saya kira yang paling penting kontrol dan operasi di lapangannya. Operasi terpadunya terus menerus dilakukan," ujarnya.
Editor: Rony Sitanggang