KBR, Jakarta - Tim investigasi Komnas HAM baru memulai penyelidikan di
Tolikara, Papua, 22 Juli mendatang. Perwakilan Komnas HAM Papua Frits
Ramandey mengatakan, saat ini pihaknya baru mengumpulkan informasi awal
dari sejumlah pejabat GIDI. Menurutnya, insiden bermula dari konferensi
yang digelar GIDI yang mengklaim Tolikara merupakan wilayah pelayanan
GIDI. Namun pihaknya belum berani menyimpulkan apapun, lantaran harus ke
lapangan untuk melakukan verifikasi. Termasuk mengenai insiden
penembakan yang dilakukan aparat.
"Kita
belum ke lokasi, karena timnya baru bisa berangkat nanti tanggal 22.
(Jadi sampai sekarang belum ada penyelidikan apapun?) Ya masih sangat
umum sekali, bahwa memang itu berawal dari surat yang dikeluarkan.
Mereka memang ada konferensi yang memutuskan di wilayah itu merupakan
wilayah pelayanan gereja GIDI. Dan itu berkisar yang dikeluarkan oleh
koordinator wilayah GIDI Tolkara," kata Fritz ketika dihubungi KBR,
(20/7/2015).
Frits Ramandey menambahkan, tim investigasi terdiri
dari lima orang. Tim akan dipimpin oleh Komisioner Komnas HAM Natalius
Pigai.
Sebelumnya Bupati Tolikara, Usman Wanimbow mengklaim kerusuhan yang terjadi di wilayahnya beberapa hari lalu, dipicu adanya rentetan tembakan. Usman mengatakan saat kejadian, dirinya berada di lokasi dan berhasil menenangkan warga yang mulai memanas karena perayaan Salat Ied. Namun, massa mulai mengamuk setelah tembakan yang mengakibatkan seorang anak tewas dan melukai 11 lainnya. Kasus ini saat ini tengah ditangani kepolisian. Dia juga membantah adanya pembakaran masjid. Kata dia, rumah ibadah itu terbakar akibat terkena rembetan api dari kios yang dibakar warga.