Bagikan:

Ratusan Ribu Sawah di Jawa, Gagal Panen

Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) pastikan ratusan ribu lahan pertanian gagal panen tahun ini.

BERITA | NASIONAL | NASIONAL

Jumat, 24 Jul 2015 17:13 WIB

Author

Aika Renata

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir (tengah). Foto: Antara

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir (tengah). Foto: Antara

KBR, Jakarta- Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) memastikan ratusan ribu lahan pertanian gagal panen tahun ini. Ketua KTNA Winarno Tohir mengatakan, 200 ribu sawah yang tersebar di Pulau Jawa dilanda kekeringan. Para petani kata dia, sudah menerima bantuan pemerintah berupa fasilitas pompa air, tapi hal itu tidak bisa mencegah terjadinya gagal panen di sawah-sawah tersebut. Sebab kata dia, tingkat kekeringan yang beragam dan pompa air hanya membantu lahan yang dekat dengan mata air saja.

Oleh karena itu kata dia, pemerintah diminta untuk memperbaiki saluran irigasi sawah, pembuatan embung, serta kesiapan ganti rugi karena asuransi tani yang belum bisa diterima.

"Semua angan-angan petani buyar tadinya kan berharap panen. Sudah bisa dipastikan gagal. Tapi kalau ada hujan bisa tertolong asal hujannya besar. Musim kering ini harusnya dijadikan momentum bersama pemerintah pusat dan daerah memperbaiki saluran air pembuatan embung, agar dilakukan sekarang ini," kata Winarno Tohir, Jum'at (24/7).

Sebelumnya, Kementerian Pertanian menyatakan kekeringan yang terjadi saat ini belum menimbulkan kegelisahan. Menurut data Kementan, musim kemarau dan ditambah ancaman El Nino berdampak pada kekeringan sawah sekitar 200 ribu hektar. Namun hingga kini belum ada laporan sawah gagal panen. Dan untuk menghindari musim kemarau ini Kementerian Pertanian melakukan beberapa langkah antisipasi salah satunya dengan membagikan 20.000 pompa air.

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending