KBR, Jakarta - Aparat penegak hukum dinilai menajadi sasaran potensial bagi kelompok radikal seperti ISIS. Pengamat Terorisme, Taufik Andrie mengatakan, kelompok radikal punya keuntungan ganda ketika merekrut polisi atau TNI. Alasannya, para penegak hukum itu merupakan sumber daya manusia yang siap terjun untuk berperang, tanpa harus diberikan pelatihan.
"Peristiwa aparat negara bergabung dengan kelompok radikal itu terlalu baru. Mereka adalah sasaran dakwah kelompok ini, sejak awal diproyeksikan, untuk dimasuki. Supaya mendapatkan SDM yang bagus," jelasnya.
Sebelumnya, seorang anggota Polri berpangkat brigadir disebutkan telah bergabung dengan kelompok radikal ISIS. Polisi dari kesatuan Polres Batanghari, Jambi itu bernama Syahputra.
Dalam situs Azzammedia dinyatakan, Brigadir Syahputra telah mengganti namanya menjadi Abu Azzyn Al Indunisiy. Ia disebutkan adalah salah satu kesatria mujahid di Syam (Suriah). Syahputra pergi ke Suriah pada Maret lalu untuk bergabung dengan ISIS.
Editor : Sasmito Madrim