KBR, Banyumas- Kekeringan yang melanda wilayah Banyumas,
Jawa Tengah menyebabkan petani di lahan sawah tadah hujan merugi. Pasalnya,
terjadi penurunan hasil panen 50 persen lebih dari biasanya. Salah seorang petani yang
ditemui, Muslimin mengatakan musim kemarau tahun ini tiba lebih cepat dari
tahun-tahun sebelumnya.
Pada bulan Mei, biasanya hujan masih turun di wilayah ini, namun tahun ini mulai pertengahan Mei sudah tidak turun hujan lagi. Akibatnya tanaman padi yang saat itu masih dalam periode pertumbuhan (vegetatif) mengalami kekurangan air. Hal ini menyebabkan biji padi tak berisi atau gabeng.
Dalam kondisi normal, kata dia, lahan 1750 meter persegi meghasilkan sekira 1,25 ton gabah kering panen. Namun, saat ini hanya menghasilkan 500 kilogram saja.
"Panen agak kurang lah, kurang bagus. (kenapa itu?) Karena keterlambatan air. Akibatnya pertumbuhan biji karena tidak adanya hujan tidak memungkinan untuk terisi. Ya karena kerena kekurangan air. (Penurunannya berapa persen?) ya kurang lebih separuh lah, lebih dari 50 persen," kata Muslimin.
Petugas Balai Penyuluh Pertanian (Bapeluh)
Banyumas, Sumarsono mengatakan sebagian besar sawah tadah hujan di Banyumas
mengalami gangguan pertumbuhan lantaran kekurangan air pada masa vegetatif.
Akibatnya hasil panen menurun drastis. Bahkan, ada sebagian kecil lahan tadah hujan di Kabupaten Banyumas yang mengalami puso akibat kekeringan. Di Kabupaten Banyumas, dari 33 ribu hektar sawah, 6500 hektar diantaranya merupakan sawah tadah hujan.
Editor: Dimas Rizky