Bagikan:

Brimob Tak Butuh Latihan Raider TNI

Kata Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar, pelatihan raider dengan pendekatan kekerasan dinilai akan membahayakan kinerja Brimob di masyarakat.

BERITA | NASIONAL

Selasa, 28 Jul 2015 12:07 WIB

Author

Eli Kamilah

Brimob Tak Butuh Latihan Raider TNI

TNI dalam peringatan HUT TNI-69. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Brimob Mabes Polri dinilai tidak membutuhkan pelatihan raider atau penyerbuan militer. Justru, kata Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar, pelatihan raider dengan pendekatan kekerasan dinilai akan membahayakan kinerja Brimob di masyarakat.

"Kalau polisi ikut cara militer ya keliru. Polisi itu bertugas menjaga keamanan masyarakat. Dalam tugasnya itu dijauhkan dari sifat kekerasan. Kalau raider itu kill or to be kill. Tidak dengan cara-cara yang soft seperti polisi. Kalau ini diterapkan, polisi Indonesia sudah menganut kekerasan lagi, seperti dulu zamannya ABRI," kata Bambang kepada KBR (28/7/2015).

Bambang khawatir rencana pelatihan raider akan merusak lembaga kepolisian sendiri. Dia menyarankan Polri memberikan pelatihan paramiliter guna memperkuat Brimob menghadapi kejahatan yang intensitasnya tinggi, seperti perampokan bersenjata atau teroris.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Badrodin Haiti mengirim surat kepada Panglima TNI dengan tembusan KSAD, Irwasum Polri dan jajaran petinggi Polri bernomor B/3303/VII/2015 tertanggal 15 Juli 2015. Surat itu berisi permohonan mengikutsertakan personel Korps Brimob Polri dalam Diklat Raider TNI AD.

Dalam surat itu, Kapolri meminta agar program latihan dan pendidikan raider dilakukan tahun anggaran 2015 dan 2016.


Wakil Kepala Korps Brimob Polri dan Komandan Kopassus pada 8 Juli 2015 di Markas Komando Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, membahas proses penjajakan kerja sama tersebut.


Editor: Bambang Hari 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending