KBR, Jakarta - Pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa menilai tindakan Jurnalis Amerika Serikat, Allan Nairn dalam Pilpres kali ini merupakan bentuk intervensi asing dalam proses demokrasi Indonesia.
Tim Advokasi Prabowo-Hatta Mahendradatta mengatakan tindakan Allan tersebut sama artinya mengancam kedaulatan bangsa. Ia menuding Allan memiliki motif ingin menggagalkan peluang Prabowo Subianto sebagai presiden. Mahendradatta mengklaim Prabowo belum pernah diwawancara oleh jurnalis investigasi tersebut.
"Dalam wawancara-wawancara Allan Nairn itu juga sangat memenuhi teori motifnya. Jadi dia mengatakan ini semua, karena dia tidak mau Prabowo jadi presiden, alasan sudah jelas, tindakan sudah jelas dan ini merupakan tantangan. Ini adalah satu-satunya kejadian, yang cukup langka di Indonesia, di mana intervensi asing, demikian terbuka dan nyata," kata Mahendradatta di Rumah Polonia, (15/7).
Mahendradatta menambahkan, pihaknya meminta kepolisian untuk menindak tegas Allan Nairn. Ia khawatir jika dibiarkan, banyak pihak asing turut campur dalam Pemilu presiden.
Sebelumnya, Tim Prabowo-Hatta telah melaporkan jurnalis Amerika Serikat Allan Nairn ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dua hari yang lalu. Allan sebelumnya membeberkan wawancara off the recordnya dengan Prabowo tahun 2001. Dalam wawancara tersebut, Prabowo mengatakan Indonesia seharusnya dipimpin oleh diktator, karena belum siap dengan sistem demokrasi. Menurut Allan, dalam wawancara tersebut juga terungkap bahwa Prabowo banyak melakukan pembunuhan terhadap warga sipil.
Editor: Luviana