Bagikan:

Pembatasan Solar Bersubsidi Akan Ganggu Distribusi Logistik

KBR, Jakarta - Asosiasi Logistik Indonesia menilai pembatasan penjualan solar bersubsidi bakal menghambat distribusi logistik. Ini akan merugikan.

NASIONAL

Rabu, 30 Jul 2014 20:11 WIB

Author

Nurika Manan

Pembatasan Solar Bersubsidi Akan Ganggu Distribusi Logistik

solar, pembatasan, ekonomi

KBR, Jakarta - Asosiasi Logistik Indonesia menilai pembatasan penjualan solar bersubsidi bakal menghambat distribusi logistik. Ini akan merugikan.

Pengurus asosiasi, Sugi Purnoto menyebutkan 60 persen angkutan logistik beroperasi pada malam hari. Sementara penjualan solar bersubsidi hanya bisa dilakukan pagi hingga sore hari.

Dampak yang paling terasa adalah bertambahnya waktu pengiriman logistik. Lainnya, soal naiknya biaya akibat antrean SPBU yang panjang. Bahkan akan memungkinkan terjadi kelangkaan solar bersubsidi.

"Untuk kegiatan distribusi logistik yang ke luar kota, yang jumlah per harinya lebih dari 3000-an truk, itu sebagian besar beroperasi pada sore sampai malam hari. Karena pagi hari sampai sore hari itu pasti digunakan untuk tahap awal, loading dulu di Jakarta, mereka pasti muat dulu sebelum mereka mengirim," jelas Sugi kepada KBR, Rabu (30/7).

Sugi Purnoto memperkirakan, dampak terbesar pembatasan penjualan solar bersubsidi ini ada di Pulau Jawa. Ini melihat adanya perbaikan di Jembatan Comal.

Ia mengusulkan, solusi kelangkaan BBM bersubsidi ini bukan pada pembatasan penjualan. Pemerintah harus berani menaikkan harga premium. Menurutnya, jebolnya anggaran subsidi BBM saat ini lantaran membengkaknya subsidi premium.

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) akan membatasi waktu penjualan solar bersubsidi mulai 4 Agustus atau Senin depan. Kebijakan itu akan berlaku nasional.
Melalui surat edaran BPH Migas, penyedia BBM bersubsidi seperti Pertamina hanya bisa melayani pembelian solar subsidi sejak pukul 6 pagi hingga 6 sore.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending