Bagikan:

KPU: Temuan Kesalahan Rekapitulasi Tak Banyak

Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta seluruh pihak tidak berlebihan menanggapi temuan dugaan kecurangan dalam rekapitulasi hasil scan formulir C1.

NASIONAL

Minggu, 13 Jul 2014 12:05 WIB

Author

Ninik Yuniati

KPU: Temuan Kesalahan Rekapitulasi Tak Banyak

rekapitulasi suara, scan C1, rekapitulasi scan C1

KBR, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta seluruh pihak tidak berlebihan menanggapi temuan dugaan kecurangan dalam rekapitulasi hasil scan formulir C1. Ketua KPU Husni Kamil Manik mengklaim kesalahan data unggahan formulir C1 akibat kekeliruan teknis semata. Ia menyebut kasus di Tangerang, Banten karena ada masalah dalam proses scan, bukan unsur kesengajaan petugas. Kesalahan teknis semacam ini mudah untuk diperbaiki. Namun, Husni tetap meminta masyarakat mengawasi proses rekapitulasi. Menurutnya, tujuan publikasi hasil scan agar masyarakat bisa turut mengawal hingga tahapan akhir pemilu.

"Masyarakat bisa melihat apakah dokumen yang ditampilkan itu sudah benar atau belum. Kalau belum benar, maka akan dilakukan perbaikan, sebagaimana mestinya, bukan diribut-ributkan. Karena itu merupakan bagian dari tujuan mempublikasi itu. Kalau kami tidak ingin publik mengetahui kesalahan-kesalahan, ya kami keep saja, tutup saja," kata Husni Kamil Manik di Pondok Labu, (12/7).

Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik menambahkan, sejauh ini proses rekapitulasi berjalan baik. Temuan kesalahan baru didapati di sedikit Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sebelumnya, ditemukan hasil scan form C1 yang janggal di Tangeng, Banten. Pada form tersebut tercantum pasangan nomor urut 1 mendapat 814 suara sementara pasangan nomor urut 2 mendapat 366 suara. Padahal, jumlah total suara sah sebanyak 380 suara. KPU telah menyatakan perolehan suara Prabowo-Hatta bukan 814 melainkan 14 suara.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending