KBR, Jakarta-Tokoh lintas agama menghimbau kepada kedua calon Presiden dan Wakil Presiden untuk mematuhi segala keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) berkaitan dengan hasil Pemilu presiden pada 22 Juli mendatang. Hal ini menyusul adanya kisruh pada hasil Pemilu presiden berdasarkan hasil hitung cepat. Demikian dikatakan para tokoh lintas agama yang berkumpul dari Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu.
Salah satu tokoh islam yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan kedua calon harus mampu mengendalikan diri pada hasil Pemilu presiden nanti agar tidak terjadi konflik kepentingan antara kelompok. Hal tersebut dikhawatirkan dapat memecah bekal persatuan dan kesatuan bangsa.
“Tapi juga dalam pandangan kami akan bisa menghindari bangsa ini dari ketegangan dan konflik.Karena tahapan ini tidak berlangsung baik sebagaimana yang kami sarankan ini. Kami khawatirkan akan menjadi alasan bagi pihak-pihak yang tidak siap kalah. Maka kita berharap sekali, proses perhitungan suara dari bawah ke atas ini sesuai dengan kriteria tadi,” Din Syamsudin di Kantor Muhammadiyah.
Din Syamsudin juga menghimbau kepada penyelenggara Pemilu agar dapat berlaku jujur dan adil dalam proses rekapitulasi suara yang tengah berlangsung saat ini. Selain itu tokoh lintas agama meminta agar media dan lembaga survei dapat berlaku netral dan tidak memicu konfik di masyarakat.
Editor: Luviana
Hindari Konflik, Tokoh Lintas Agama Minta Capres Hormati Hasil KPU
KBR, Jakarta-Tokoh lintas agama menghimbau kepada kedua calon Presiden dan Wakil Presiden untuk mematuhi segala keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) berkaitan dengan hasil Pemilu presiden pada 22 Juli mendatang.

NASIONAL
Kamis, 10 Jul 2014 21:28 WIB


tokoh, agama, pilpres
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai