Bawaslu Selidiki Kecurangan Pemilu Melalui Drop box dan Pos

KBR, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan meminta keterangan panitia pengawas Pemilu di Kuala Lumpur terkait dugaan kecurangan penghitungan surat suara melalui drop box dan pos. Hal ini menyusul kecurigaan lembaga Migrant Care yang mengendus adanya kecurangan saat pengiriman surat suara dari Malaysia ke Indonesia.  Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak mengaku belum mendapat laporan tersebut tetapi berjanji akan menyelidiki kemungkinan adanya pelanggaran.

“Karena kebetulan jumlah suara yang diberikan kepada pasangan calon tertentu, calon pasangan lain mengatakan diduga terjadi kecurangan. Tapi kalau dasarnya hanya mengatakan bahwa karena jumlah surat suaranya untuk pasangan tertentu  lalu diklaim sebagai kecurangan kan itu tidak bisa juga disebut sebagai pelanggaran. Kira-kira apakah ada perbuatan-perbuatan yang pantas dicurigai bahwa terjadi kecurangan,” kata Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak di kantor Bawaslu, Senin (14/7).

Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak menambahkan, proses Pemilu melalui drop box memang harus dilakukan secara jujur. Bawaslu akan menyelidiki kemungkinan terjadinya permainan dalam pengambilan suara via drop box dan pos.

Sebelumnya,  dari hasil penghitungan surat suara drop box dan pos di Kuala Lumpur, pasangan Prabowo-Hatta unggul dengan 39 ribu lebih suara dan Jokowi-JK mendapatkan suara kurang dari 4 ribu suara. Sementara itu hasil penghitungan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) menunjukan Jokowi-JK unggul dengan selisih lebih dari 700 suara. Migran Care menyebutkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kuala Lumpur berjumlah 20 ribu namun pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan suara 39 ribu atau terjadi pembengkakan suara kurang lebih 19 ribu suara.


Editor: Luviana