KBR, Jakarta – Di Indonesia, kantong plastik masih bisa ditemui di mana-mana. Setiap kali belanja ke supermarket, petugas masih menyodorkan kantong plastik. Sementara masyarakat pun belum punya kesadaran yang besar untuk tidak lagi memakai kantong plastik.
Tahun ini genderang untuk mengurangi penggunaan kantong plastik kembali ditabuh. Apalagi setiap 3 Juli selalu diperingati sebagai Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia. Lewat akun Twitter @idDKP setiap orang diajak untuk melakukan diet plastik.
“Besok kita mau mengumpulkan foto-foto dari tiap akun yang melakukan diet kantong plastik, entah itu perorangan atau komunitas,” kata Rahyang Nusantara, Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP).
Dari foto-foto yang akan dikumpulkan, Rahyang ingin membuat semacam pemetaan. “Oh ternyata daerah sini sudah mulai diet kantong plastik,” katanya.
Ajakan lewat Twitter ini ternyata langsung disambut. Nita Sofiani (@nitasofiani) mengirimkan foto dirinya ketika tengah berbelanja ke minimarket dengan memakai tas kain. Foto diunggah ke akun @idDKP dengan tanda pagar #DietKantongPlastik.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dibentuk sejak tahun lalu. Target utama gerakan ini adalah mendorong masyarakat untuk lebih bijak menggunakan kantong plastik. Ada sejumlah kegiatan yang sudah dilakukan di antaranya wisata plastik yang mengajak orang berwisata menyusuri sungai dengan perahu karet sembari mengambil sampah plastik yang ada di sungai.
Selain lewat media sosial, GIDKP juga bergerak lewat aneka program rutin di beberapa kota seperti Jakarta dan Surabaya.
“Khusus untuk di Jakarta, nanti bareng dengan anak-anak di rumah singgah kita akan ada workshop terkait pemanfaatan barang-barang bekas untuk dijadikan tas belanja. Di Surabaya pun akan ada aksi #rampokplastik yang dilakukan oleh Komunitas Nol Sampah di sana.”
Kampanye global
Kampanye diet sampah ini tidak hanya dilakukan di Indonesia. Data di situs www.plasticbagfreeday.org menunjukkan sudah ada 23 negara yang ikut menyelenggarakan kegiatan dalam rangka Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia.
Gerakan seperti ini adalah salah satu bentuk kepedulian, juga kekhawatiran masyarakat dunia akan bahaya dari kantong plastik. Sifat dari kantong plastik yang lama untuk diuraikan akan menyebabkan penumpukan sampah anorganik dan jika terurai pun partikelnya akan mencemari tanah.
Limbah kantong plastik juga akan mengeluarkan zat kimia berbahaya saat dibakar, yaitu dioksin. Zat ini bersifat karsinogenik sehingga akan meningkatkan resiko terkena kanker bagi manusia yang menghirup asapnya. Inilah dilema sampah plastik. Kalau dibakar menyebabkan kanker, tapi kalau tidak dibakar maka akan terus menumpuk dan membahayakan lingkungan.
Semua harus terlibat
Mengingat buruknya dampak plastik bagi kesehatan maupun lingkungan, GIDKP terus mengajak semua pihak untuk berpartisipasi. Menurut Rahyang, program yang dilakukan tidak bisa hanya ditujukan kepada publik, tapi juga kepaa pemerintah.
“Kita banyak kegiatan kampanye ke publik, dan salah satu capaian terbesar saat ini adalah kita berhasil mengadvokasi pemerintah DKI Jakarta,” kata Rahyang. Tahun 2013 lalu, Gubernur Jakarta Joko Widodo mengeluarkan Gerakan Diet Kantong Plastik, dua hari sebelum Hari Lingkungan Hidup Dunia.
Menurut Rahyang, sebagian masyarakat sudah tahu soal bahaya kantong plastik. Yang dibutuhkan sekarang adalah mengubah perilaku supaya tak lagi pakai kantong plastik, atau paling tidak mengurangi penggunaan kantong plastik.
Editor: Citra Dyah Prastuti
