Bagikan:

Aksi Kamisan: Sudah 4 Kali Ganti Presiden, Dan Kami Masih Berdiri Disini

KBR, Jakarta

NASIONAL

Kamis, 03 Jul 2014 22:53 WIB

Author

Luviana

Aksi Kamisan: Sudah 4 Kali Ganti Presiden, Dan Kami Masih Berdiri Disini

suciwati, sumarsih, kamisan


KBR, Jakarta
– Sumarsih datang terlebih dahulu dibandingkan istri almarhum Munir, Suciwati. Ibu Sumarsih kini memakai kacamata setelah mengalami glukoma.  Ia tak berorasi, hanya berdiri tegak di depan istana. Dengan payung hitam di tangannya.

Sedangkan Suciwati datang setelah itu. Ia memakai baju hitam, sama dengan yang dikenakan Ibu Sumarsih. Kebetulan ada acara yang diadakan Omah Munir miliknya di Jakarta, jadi ia bisa datang ke aksi Kamisan yang digelar Kamis (3/7) hari ini di depan Istana. Suciwati sendiri selama ini tinggal di Malang bersama 2 anaknya sambil mengelola Omah Munir.

“Sudah 8 tahun kami berdiri disini. Ini Kamisan yang ke-358,” ujar Sumarsih lirih. Tangan kirinya meraih poster “Tolak Capres Pelanggar HAM.”

Ibu Sumarsih masih melakukan ritual puasa hampir setiap hari dan selalu mengunjungi makam anaknya, Norma B Irawan seorang mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta yang terbunuh dalam peristiwa Semanggi  ll tahun 1998 lalu.

Ibu Sumarsih  kembali bertemu Suciwati hari ini. Aksi Kamisan ini ramai oleh para buruh yang berdatangan yang tergabung dalam Gerakan Buruh Melawan Lupa.  Pada aksi Kamisan ini mereka melakukan aksi menolak Prabowo Subianto sebagai Capres. Prabowo Subianto adalah presiden yang diduga terlibat dalam kasus penculikan pro-demokrasi 1997 dan 1998.

Aksi Kamisan ini sudah diadakan sejak 1996. Sudah 8 tahun para perempuan dan korban HAM ini berdiri di depan istana, setiap Kamis seminggu sekali.

“Jika Prabowo terpilih menjadi presiden, kami harus bersiap siaga, selalu siap siaga. Lebih bekerja keras,” ujar Suciwati.


Sumarsih melihat bahwa jika Capres pelanggar HAM yang akan melangkah ke istana, ia tetap akan berdiri di depan istana setiap Kamis.
“Kamisan ini merupakan lonceng bagi para korban pelanggar HAM sebelum pemilihan presiden 9 Juli, saya tetap akan mengusut kematian anak saya hingga ada Pengadilan HAM Ad-Hoc,” ujar Sumarsih.

Lalu lalang kendaraan masih terasa setiap Kamis di depan Istana. Beberapa aktivis Kontras dan LBH Jakarta tetap setia mendampingi para korban.  Juga ada polisi-polisi yang selalu lalu lalang di depan istana di setiap aksi datang.

“ Berapa kali lagi akan ganti presiden?  Sudah 4 kali ganti presiden. Jika tak menuntaskan kasus ini, kami akan tetap berdiri disini,” ujar Sumarsih, menyeka wajahnya dari panas matahari.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending