KBR68H, Jakarta - Kepolisian Indonesia mengakui prosedur pengamanan distribusi dinamit milik PT Multi Nitroma Kimia (PT MNK) buruk. Kepala Penyidik Kepolisian Indonesia, Sutarman mengatakan, polisi yang menjaga pengiriman justru berjalan di depan truk, bukan di belakang. Namun, kata Sutarman, Polisi tidak mau disalahkan dalam pencurian dinamit ini.
"Kadang-kadang dikawal itu juga masih kecolongan kan. Itu lah yang menjadi evaluasi kita ke depan supaya tidak terjadi lagi. Pasti itu ada kekeliruan, siapa yang keliru sedang kita investigasi. Yang namanya bahan peledak harus ada pengamanan. Tentunya pengamanan itu harus cukup. Kalau bawa dinamit pengamanan harus ada di belakang, kalau ada bajing loncat nyobek itu tahu," kata Sutaman di Depok, Jawa Barat, Senin (1/7).
Kepala Penyidik Kepolisian Indonesia, Sutarman meyakini pencuri dinamit itu adalah bajing loncat. Sementara kecil kemungkinan indikasi teroris yang mencuri dinamit itu.
Sebelumnya, 250 batang dinamit dicuri dari truk pengiriman dari Subang ke Bogor, Jawa Barat. Truk tersebut juga mengangkut amonium nitrat sebanyak 30 ribu kilogram, dan detonator listrik 4000 buah dari gudang PT Multi Nitroma Kimia (PT MNK) dari Subang ke gudang PT Batu Sarana Persada (PT BSP). Distribusi dinamit itu hanya dikawal dua anggota brimob.
Editor: Antonius Eko
Polri Evaluasi Prosedur Pengamanan Distribusi Dinamit
Kepolisian Indonesia mengakui prosedur pengamanan distribusi dinamit milik PT Multi Nitroma Kimia (PT MNK) buruk. Kepala Penyidik Kepolisian Indonesia, Sutarman mengatakan, polisi yang menjaga pengiriman justru berjalan di depan truk, bukan di belakang. N

NASIONAL
Senin, 01 Jul 2013 20:10 WIB


bogor, dinamit, istana presiden
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai