KBR68H, Jakarta - Pengurus Pusat Muhammadiyah mengadvokasi dua anggotanya yang ditangkap Densus Antiteror 88 di Tulungaung, Senin lalu.
Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mukti yakin, kedua anggotanya, Sapari dan Mugi Hartanto tidak berkaitan dengan aksi maupun jaringan terorisme di Indonesia. Kata dia, Sapari dan Mugi tidak mengetahui jika kerabat yang bersamanya saat itu merupakan terduga teroris. Kedua terduga teroris bernama Rizal dan Dayah itu tewas ditembak oleh Densus 88.
“Kami menugaskan tim advokat dari Universitas Muhammadiyah, Malang, Jawa Timur. Jadi berdasarkan informasi yang kami dapatkan, mereka itu bukan bagian dari jaringan teroris itu. Jadi kedua Sapari dan Mugi Warga Desa Tenjor hanya mengantarkan. Mugi dan Sapari merupakan warga Muhammadiyah, dan salah satunya adalah pimpinan cabang,” ujar Abdul Mukti saat dihubungi KBR68H, Sabtu (27/7).
Pada Senin lalu, Polisi berhasil meringkus empat tersangka teroris di Tulungagung, Jawa Timur. Dalam penyergapan tersebut, dua tersangka tewas tertembak Densus 88 saat terjadi baku tembak. Sementara dua lainnya ditahan. Polisi menguga keempat tersangka teroris itu merupakan pencari dana dalam serangkaian aksi teror di Poso, Solo, Medan, dan Bali.
Editor: Pebriansyah Ariefana