Bagikan:

Kontras: SBY Remehkan Jenderal Lain

LSM Hak Asasi Manusia Kontras menyayangkan kebijakan Presiden SBY yang hanya mencalonkan satu nama untuk menggantikan Laksamana Agus Suhartono menjadi Panglima TNI

NASIONAL

Selasa, 30 Jul 2013 20:50 WIB

Author

Ade Irmansyah

Kontras: SBY Remehkan Jenderal Lain

Kontras, SBY, panglima TNI

KBR68H, Jakarta – LSM Hak Asasi Manusia Kontras menyayangkan kebijakan Presiden SBY yang hanya mencalonkan satu nama untuk menggantikan Laksamana Agus Suhartono menjadi Panglima TNI.

Koordinator KontraS Haris Azhar mengatakan, ini merupakan bentuk peremehan Presiden SBY kepada jenderal-jenderal lain di tubuh TNI yang mungkin lebih berkompeten menjadi panglima TNI. Meskipun demikian, dia mengakui rekam jejak Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko cukup bagus selama menjabat sebagai Pangdam Siliwangi beberapa waktu yang lalu.

“Moeldoko sih bukan sosok yang kontroversial ya artinya ga ada masalah sama dia kecuali satu hal ketika dua tahun lalu ketika menjadi Pangdam Siliwangi dia pernah mengagendakan operasi Sejadah ketika masih banyak kelompok Ahmadiyah itu lah. Tetapi itu operasi itu ketika masih ide saja sudah disalahtafsirkan oleh banyak anggota TNI di Jawa Barat yang ikut-ikutan polisi untuk nutupin tempat-tempat ibadahnya Ahmadiyah. Tapi untungnya kita langsung ketemu dengan dia dan dia menerima masukan kita agar operasi sejadah itu tidak diteruskan. Jadi ya kita merespon positif ya perubahan sikap si Moeldoko itu”, kata Haris kepada KBR68H saat dihubungi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya telah mengirimkan surat ke Pimpinan DPR terkait dengan pengajuan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono.

DPR sendiri tampaknya sepakat dengan nama yang diusulkan Presiden SBY itu. Sebab selama ini figur Moeldoko dinilai memiliki rekam jejak yang bagus dan dinilai tidak terlalu tergoda dengan politik.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending