Bagikan:

Kemendikbud: Keputusan SMPTN Otonomi Perguruan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyerahkan sepenuhnya keputusan penerimaan mahasiswa baru kepada pihak universitas. Ini diungkapkan Juru Bicara Kemendikbud Ibnu Hamad menyusul didiskualifikasinya ratusan calon mahasiswa baru Universitas Hasanuddin

NASIONAL

Selasa, 16 Jul 2013 20:20 WIB

Author

Nur Azizah

Kemendikbud: Keputusan SMPTN Otonomi Perguruan Tinggi

Kemendikbud, SMPTN, Otonomi Perguruan Tinggi

KBR68H, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyerahkan sepenuhnya keputusan penerimaan mahasiswa baru kepada pihak universitas.

Ini diungkapkan Juru Bicara Kemendikbud Ibnu Hamad menyusul didiskualifikasinya ratusan calon mahasiswa baru Universitas Hasanuddin. Mereka didiskualifikasi karena diduga curang dalam seleksi. Menurut Ibnu, intitusinya  tidak berwenang mencampuri keputusan Universitas Negeri itu yang ada di bawah kewenangan forum rektor.

"Kalau itu SMPTN atau SBMPTN maka yang mengetahui duduk persoalannya adalah panitia SMPTN dan SBMPTN. Dimana panitia itu berada dibawah koordinasi MR PTN (Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri). Itu otonomi panitia SMPTN, Kemendikbud tidak mencampurinya," ungkap Ibnu Hamad kepada KBR68H, Selasa (16/7).

Juru bicara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ibnu Hamad mengaku intitusinya belum menerima laporan penerimaan calon Mahasiswa baru PTN. Dalam penerimaan mahasiswa baru, kata Ibnu, kewenangan Kemendikbud hanya membantu sarana dan prasarana Perguruan Tinggi, termasuk pendanaan.

Sebelumnya Universitas Hasanudin mendiskualifikasi 600 lebih calon mahasiswa yang mengikuti seleksi masuk di perguruan tinggi negeri itu. Juru bicara Universitas Hasanuddin mengatakan, pihaknya menemukan kesamaan jawaban khususnya pada jawaban yang salah. Hal ini diketahui dari software seleksi penerimaan mahasiswa baru yang juga digunakan di sejumlah perguruan tinggi lainnya.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending