KBR68H, Jakarta - Indonesia diperkirakan bakal mengalami krisis garam pada September jika hujan tak kunjung berhenti. Wakil Ketua Yayasan Pemberdayaan Garam Rakyat, Sidih Asmono mengatakan, para petani garam tidak dapat memproduksi garam akibat hujan di musim kemarau. Dia menceritakan, petani garam biasanya sudah mulai berproduksi pada bulan Mei dan Juli masuk musim panen tahap pertama. Kemudian disusul panen raya garam pada Agustus mendatang. Sementara itu, kata dia, harga garam saat ini terus merangkak naik.
"Mulai bergerak naik, satu bulan sebelumnya dari berkisar Rp 350 sekarang mulai bergerak mendekati Rp 470 sampai Rp 500 rupiah. bagi petani ini merupakan satu hal yang baik untuk meningkatkan pendapatannya. Namun, di satu sisi juga ketersediaan garam dalam dua bulan ke depan akan banyak terserap, sehingga September itu kritis. Mudah-mudahan musimnya berpihak pada kita untuk memasuki musim yang lebih kering," ungkap Wakil Ketua Yayasan Pemberdayaan Garam Rakyat Sidih Asmono
Sidih Asmono berharap, pemerintah tidak mengimpor garam lebih dari 500 ribu ton jika krisis garam terjadi. Sebelumnya, Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (A2PGRI) menyatakan, produksi garam nasional pada 2013 akan turun drastis. Pada 2012 lalu, produksi garam nasional mencapai 1,4 juta ton, maka tahun ini produksi diprediksi anjlok sekitar 30 persen atau tinggal pada kisaran 900 ribu ton.
Editor: Suryawijayanti
Kemarau Basah, Indonesia Krisis Garam
Indonesia diperkirakan bakal mengalami krisis garam pada September jika hujan tak kunjung berhenti.

NASIONAL
Sabtu, 06 Jul 2013 22:52 WIB


kemarau basah, garam
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai