KBR68H, Jakarta - Rencana Investasi peternakan BUMN Rajawali Nusantara Indonesia RNI ke Australia didasari sulitnya mengembangkan investasi serupa di tanah air. Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro beralasan, meskipun Indonesia luas namun PT RNI kesulitan mencari lahan, antara lain karena lahan yang tersedia kurang cocok. Selain itu ongkos angkutan jauh lebih mahal serta sulitnya para kepala daerah pasca otonomi daerah diajak bekerjasama.
"Belum lagi yang menjadi masalah, mencari yang jumlahnya masif kita sangat kesulitan karena praktik OTDA yang sangat luar biasa mempersulit investasi di dalam negeri. Saya ingin membangun rumah potong hewan di dua lokasi di Subang dan Majalengka, sudah 4 bulan izinnya tidak jelas. Itu baru bikin RPH dengan kapasitas 100 ekor, Anda bisa bayangkan," jelas Ismet Hasan Putro dalam perbincangan Sarapan Pagi KBR68H.
Padahal kata Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro, kebutuhan investasi peternakan sapi sangat mendesak untuk menjaga stabilitas harga daging sapi di tanah air. Sebelumnya, Pemerintah menunjuk BUMN PT RNI untuk membeli peternakan sapi di Australia. Tujuannya untuk menekan harga jual daging sapi. Pemerintah akan mengalokasikan dana sekitar Rp 300 miliar untuk pembelian aset. Jika mulus, Menteri BUMN Dahlan Iskan memperkirakan rencana ini akan terwujud pada akhir tahun
Editor: Suryawijayanti
Investasi Sapi Dipersulit Kepala Daerah, PT RNI Kabur ke Australia
Rencana Investasi peternakan BUMN Rajawali Nusantara Indonesia RNI ke Australia didasari sulitnya mengembangkan investasi serupa di tanah air.

NASIONAL
Jumat, 05 Jul 2013 12:52 WIB


sapi, australia, BUMN, RNI
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai