Bagikan:

Impor Daging Jelang Puasa, Pengusaha: Terlambat!

KBR68H, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI) pesimis tambahan impor sapi dari Australia mampu memenuhi kebutuhan jelang puasa dan lebaran. Ketua ASPIDI, Thomas Sembiring mengatakan rencana tersebut sudah terlambat mengingat pe

NASIONAL

Minggu, 07 Jul 2013 17:46 WIB

Impor Daging Jelang Puasa, Pengusaha: Terlambat!

impor daging, sapi, Australia, importir, puasa

KBR68H, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI) pesimis tambahan impor sapi dari Australia mampu memenuhi kebutuhan jelang puasa dan lebaran.

Ketua ASPIDI, Thomas Sembiring mengatakan rencana tersebut sudah terlambat mengingat pekan depan sudah masuk bulan puasa.

Jika ada tambahan kuota, importir harus melalui proses panjang seperti mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian, persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan serta ada proses negosiasi dengan pengusaha di negara asal.

"Sama saja butuh waktu kan? Tidak segampang itu. Memangnya kita beli dari luar negeri itu seperti beli daging dari supermarket, kan tidak? pengapalannya saja butuh dua atau tiga minggu. Itu kan harus direncanakan dua atau tiga bulan sebelumnya. Berapa kali kita sudah ingatkan kalau stok lokal tidak mencukupi. Tapi pemerintah selalu bilang lokal cukup dan swasembada daging akan kita capai 2014," kata Thomas Sembiring.

Pekan lalu, Presiden SBY mengindikasikan rencana penambahan kuota impor daging sapi dari Australia untuk memenuhi kebutuhan daging selama bulan puasa dan lebaran.

Presiden juga mengundang Australia untuk berinvestasi dalam bidang perternakan dengan pengusaha dalam negeri.

Pemerintah mengincar Australia, karena negara itu selama ini dianggap mampu memenuhi kebutuhan daging dalam negeri Indonesia.

Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd di Bogor, Jawa Barat, pekan lalu, Presiden SBY curhat setiap menjelang bulan Ramadan selalu terjadi peningkatan kebutuhan daging sapi.

SBY berharap pemerintah Australia mempertahankan kerja sama perdagangan. Terutama impor sapi dan daging sapi. Meski demikian, SBY tetap membanggakan peternakan sapi di Tanah Air yang dinilainya tetap mengalami kemajuan berarti.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending