KBR68H,Jakarta - Kebijakan impor sejumlah barang kebutuhan jelang Lebaran termasuk daging, terus mendapat kritik dari masyarakat.
Wakil Ketua Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Benny Kusbini mengatakan kebijakan itu membuktikan pemerintah tak punya strategi perencanaan pertanian yang baik. Ia khawatir, hal itu dapat merugikan para petani dan peternak.
Benny Kusbini mengatakan pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi tingginya permintaan jelang Lebaran dengan menggenjot produksi pertanian dan peternakan.
"Jadi pemerintah harus melihat akar permasalahannya. Cari tahu apa penyebabnya? Kalau ini tidak diketahui jauh-jauh hari, tidak apa-apa. Tapi ini kan sudah terus berulang dari tahun ke tahun. Jadi, pada periode kepemimpinan SBY ini, strategi pembangunan pertanian kita tidak jelas. Pemerintah kurang berpihak ke petani Indonesia," ujar Benny saat dihubungi KBR68H.
Wakil Ketua Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Benny Kusbini mengkritik sikap pemerintah yang akan kembali mengimpor daging sapi siap potong. Padahal sebelumnya pemerintah sudah menambah kuota impor daging sapi sebanyak tiga ribu ton melalui Perum Bulog.
Impor daging sapi kali ini tanpa dibatasi kuota, namun disesuaikan dengan permintaan pasar. Pemerintah berambisi menurunkan harga daging sapi yang saat ini mencapai di atas Rp100 ribu per kilogram menjadi Rp 75 ribu perkilogram. Impor ini diharapkan akan masuk ke Indonesia sebelum akhir bulan ini.
Kepala Perum Bulog Soetarto Alimoeso mengatakan pemerintah sempat mengimpor daging sapi namun harga di pasaran tidak kunjung bergerak turun, malah cenderung naik menjelang Lebaran. (Baca: Bulog: Pemerintah Tak Menyangka Harga Daging Sapi Naik dengan Cepat)
Editor: Agus Luqman